January 11, 2025
Home » Pasangan Hamili Wanita Lain, Perempuan di Surabaya Ditemani Sepupu di Pelaminan
Pasangan Hamili Wanita Lain, Perempuan di Surabaya Ditemani Sepupu di Pelaminan

Pasangan Hamili Wanita Lain, Perempuan di Surabaya Ditemani Sepupu di Pelaminan

SURABAYA,- Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi pada hari pernikahan Tsaniyya Asmara Sutjipto (26) yang seharusnya berlangsung pada Minggu, 29 Desember 2024. Mempelai pria, RAS (26), tidak hadir pada hari ijab karena terlibat dalam masalah serius, yaitu menghamili perempuan lain. Kejadian ini menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @wahyuyogie. Dalam video tersebut, Tsaniya mengenakan gaun pernikahan berwarna hijau, sementara sepupunya, Wahyu Yoga (22), mengenakan baju hitam dan berperan sebagai pengganti mempelai pria.

Pasangan Hamili Wanita Lain, Perempuan di Surabaya Ditemani Sepupu di Pelaminan
Pasangan Hamili Wanita Lain, Perempuan di Surabaya Ditemani Sepupu di Pelaminan

Di sini saya jadi peran pengganti sepupu nikah tanpa mempelai pria, kabur karena menghamili orang,” tulis akun tersebut.

Tsaniyya, warga Kecamatan Tambaksari, membenarkan bahwa kejadian tersebut memang terjadi pada hari pernikahannya. Ia menjelaskan bahwa RAS memberi tahu dirinya mengenai kehamilan perempuan lain hanya tiga hari sebelum pernikahan. “Hari H-3 saya disuruh ke rumah dia. Ternyata di sana sudah ada orang tua perempuan yang hamil itu,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Jumat (10/1/2025). Meski berharap pernikahan tetap dapat terlaksana, Tsaniyya menyatakan bahwa RAS yang awalnya berjanji untuk hadir, pada akhirnya tidak dapat dihubungi pada hari pernikahan. “H-1 kami masih teleponan, tapi paginya sudah tidak bisa dihubungi pas mau ke gedung. Orangtuanya juga bilang ‘mas ininya masih belum pulang dari beli nasi goreng semalam’,” ujarnya dengan nada sedih. Tsaniyya pun tak berkuasa menahan tangis saat memberitahu Kantor Urusan Agama (KUA) bahwa pernikahannya dibatalkan.

Dalam momen sulit tersebut, sepupunya, Wahyu Yoga, memutuskan untuk menemaninya di pelaminan. “Karena di keluarga saya kan cewek semua, sepupu laki ya dia saja. Sedangkan keluarga saya itu sayang banget ke saya, akhirnya dia langsung bilang ‘aku saja kak (di pelaminan),” ujarnya. Dengan keberanian dan dukungan sepupunya, Tsaniyya berusaha menyapa setiap tamu yang hadir dan memberitahu mereka bahwa pernikahannya telah dibatalkan. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi dan tanggung jawab dalam sebuah hubungan.

Menurut cerita yang beredar, perempuan tersebut telah mempersiapkan pernikahannya dengan matang. Namun, beberapa hari menjelang hari bahagia, terungkap bahwa pasangannya menjalin hubungan dengan wanita lain hingga menghasilkan kehamilan. Dalam kondisi sulit ini, perempuan tersebut memutuskan untuk tetap melanjutkan acara pernikahan yang telah direncanakan, meski tanpa kehadiran mempelai pria.

Sepupu Sebagai Dukungan Emosional

Keputusan untuk melanjutkan acara pernikahan bukanlah hal yang mudah. Namun, perempuan ini menemukan dukungan besar dari keluarganya, terutama dari sepupunya yang bersedia mendampingi di pelaminan. Tindakan ini menjadi simbol solidaritas dan kekuatan keluarga dalam menghadapi situasi yang sulit.

Sepupu yang menemani di pelaminan menggantikan peran mempelai pria selama acara berlangsung. Dalam berbagai foto yang tersebar, terlihat bagaimana perempuan tersebut tetap tersenyum meski menghadapi situasi yang tidak ideal. Keberadaannya di dekatnya menunjukkan bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi cobaan hidup.

Reaksi Publik dan Pesan Inspiratif

Kisah ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Banyak yang memuji keberanian perempuan tersebut untuk tetap melangkah maju meski menghadapi masalah besar. Sebagian lainnya merasa terharu dengan dukungan keluarga yang diberikan kepada perempuan tersebut.

Beberapa warganet melihat keputusan ini sebagai bentuk pemberdayaan diri. Dengan tetap melanjutkan acara, perempuan ini menunjukkan bahwa hidup harus terus berjalan meskipun menghadapi rintangan besar. Selain itu, tindakan sepupunya juga dianggap sebagai contoh nyata bagaimana keluarga dapat menjadi sumber kekuatan di saat-saat sulit.

Kisah perempuan di Surabaya ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya dukungan keluarga dan kekuatan untuk melanjutkan hidup meski menghadapi situasi yang sulit. Keputusan untuk tetap melangsungkan acara pernikahan dengan cara yang berbeda menunjukkan bahwa setiap individu memiliki caranya sendiri untuk menghadapi tantangan.

Dukungan dari keluarga, terutama dari sepupu yang menemani di pelaminan, menjadi pengingat bahwa cinta dan solidaritas keluarga adalah hal yang sangat berarti dalam menghadapi cobaan hidup. Kisah ini juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tetap tegar dan percaya bahwa setiap tantangan dapat dilalui dengan dukungan dan kekuatan diri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anda bukan Robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.