December 22, 2024
Home » Guru Kaltim Ubah Pandangan, Negatif tentang Game Online
584c1018-fad7-4eb2-897e-47d2c68b6024

 

Guru Kaltim Ubah Pandangan Negatif tentang Game Online

Mengubah pandangan negatif orang terhadap sesuatu memang tidak mudah.

Prosesnya panjang dan sering kali mendapat penolakan.

Hal ini juga berlaku di industri game online, di mana banyak orang berasumsi

aktivitas ini lebih banyak dampak negatifnya daripada positif.

Guru Kaltim Ubah Pandangan, Negatif tentang Game Online
Guru Kaltim Ubah Pandangan, Negatif tentang Game Online

Meskipun sulit, mengubah perspektif ke arah yang lebih baik bukanlah hal yang mustahil. Dengan bukti yang ada, perubahan itu bisa tercapai

Aspim Supriyadi, guru olahraga di SMK Inne Dongwha, Penajam Paser Utara,

berjuang mengubah pandangan para guru terhadap game online di sekolahnya.

Bagaimana Aspim berhasil mengubah pemandangan tersebut? Berikut kisah singkat perjuangannya.

Sering Mendapat Penolakan

Upaya Aspim tidak mudah, sering mendapat persetujuan. Namun, hal itu tidak menyurutkan

niatnya untuk ubah pandangan sekolah terhadap game online.

Saya jelaskan bahwa hobi itu sulit dilarang, yang penting kita bisa mengarahkannya dengan bijak,” kata Aspim.

Meski sering ditolak, Aspim terus menjelaskan bahwa game online mengajarkan nilai-nilai

penting seperti kerja sama tim, sportivitas, semangat kompetitif, dan kepemimpinan,” jelasnya.

Melihat permainan anak-anak yang utama, secara logika mereka sebenarnya lebih berkembang,” ujar Aspim

Meski tidak unggul di bidang akademik, Aspim percaya murid-muridnya memiliki kelebihan di bidang non-akademik,” ujar pria 33 tahun ini.

Mereka punya potensi lain yang bisa mengangkat nama sekolah, seperti murid yang berprestasi di bidang olahraga,” tegas Aspim.

Aspim meyakini bahwa di era teknologi yang semakin maju, adaptasi adalah hal yang tak terhindarkan.

Game dan teknologi kini bukan hanya sekedar hiburan, melainkan bagian dari perkembangan zaman.

Dengan pendekatan yang unik, Aspim tidak hanya mengarahkan muridnya, tetapi juga memberikan dukungan penuh.

Salah satu langkah inovatif yang dilakukannya adalah memasukkan permainan sebagai cabang olahraga dalam pertemuan kelas pertama di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Hal ini tentu menarik perhatian banyak pihak, termasuk dunia pendidikan yang mulai membuka diri terhadap inovasi teknologi.

Dulu anak-anak bertanya, ‘Bolehkah kita mengadakan permainan pertemuan kelas?’ Saya bilang silakan, saya hanya fasilitasi. Sistemnya saya tidak tahu ,” ungkap Aspim.

Meski awalnya ada penolakan dari kepala sekolah dan guru lainnya, yang menganggap game memiliki dampak negatif,

Aspim berhasil meyakinkan mereka untuk memberikan izin. “Yang penting jika ada masalah, bisa diselesaikan sendiri,” ujar kepala sekolah yang akhirnya memberikan persetujuan.

Penolakan yang Berujung Prestasi

Kepercayaan Aspim pada potensi muridnya terbayar. Bersama pemain Free Fire terbaik di sekolah, ia

mengikuti kompetisi Garena Indonesia dan membawa empat muridnya ke Jakarta untuk berlaga di grand final Garena Youth Championship 2024 pada Oktober lalu.

Langkah ini menunjukkan bahwa dengan dukungan dan pemahaman yang tepat, game bisa menjadi wadah prestasi yang memuaskan.

SMK Inne Donghwa Raih Peringkat 6 di Garena Youth Championship 2024, Siap Kembangkan Esports

Meski tidak berhasil menjadi juara, perjuangan tim esports SMK Inne Donghwa dalam Garena Youth Championship 2024 patut diacungi jempol.

Mereka berhasil finis di peringkat keenam, menjadikan mereka salah satu sekolah dengan pemain Free Fire terkuat nomor enam di Indonesia. Dengan total 57 poin yang diperoleh dari 26 poin penempatan dan 31 poin eliminasi, mereka menunjukkan potensi besar meskipun kalah dari juara SMAN 1 Kelapa yang mengumpulkan 163 poin.

“Kami sangat didukung oleh sekolah, dan kini kami akan membentuk ekstrakurikuler esports untuk mencari bibit baru,” ujar Aspim, guru olahraga yang juga pelatih tim esports SMK Inne Donghwa.

Di dekatnya, SMK Inne Donghwa berencana mengadakan kompetisi esports dalam class meeting

yang bisa menarik minat siswa dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Sebagai tim yang finis di peringkat keenam, mereka mendapatkan berbagai manfaat, seperti uang tunai

senilai Rp 5 juta, lebih banyak penggemar di media sosial, dan dana pendidikan. Garena Youth Championship 2024 yang diikuti oleh 82 kota di Indonesia,

juga pentingnya prestasi akademik, dengan syarat nilai rapor rata-rata minimal 65 untuk peserta.

“Esports tidak hanya soal game, tapi juga pendidikan. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa kesuksesan di dunia esports harus ditambah seimbang dengan prestasi akademik,” Aspim.

Dengan dukungan sekolah dan pemerintah setempat, SMK Inne Donghwa semakin siap mengembangkan potensi esports di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anda bukan Robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.