Reaksi Dunia soal Serangan AS ke Iran hingga Paus Leo Ikut Bersuara
Serangan rudal Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran belum lama ini langsung mengguncang tatanan geopolitik dunia.
Ketegangan antara kedua negara kembali memanas, menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar, bahkan mengarah ke krisis global.
Serangan ini mendapat perhatian luas dari berbagai pemimpin dunia, organisasi internasional, dan tokoh spiritual terkemuka.
Salah satunya adalah Paus Leo, yang secara terbuka menyerukan gencatan senjata dan dialog perdamaian antarbangsa.
Reaksi Dunia soal Serangan AS ke Iran hingga Paus Leo Ikut Bersuara
Pada awal pekan, militer AS meluncurkan serangan udara presisi ke salah satu kompleks nuklir di kawasan selatan Iran.
Pentagon mengklaim serangan ini merupakan respons terhadap laporan intelijen yang menyebut bahwa Iran tengah mengaktifkan kembali fasilitas pengayaan uranium tingkat tinggi.
Menteri Pertahanan AS menyatakan bahwa langkah tersebut diambil untuk “mencegah ancaman langsung terhadap sekutu dan kepentingan Amerika di kawasan.
Sementara Iran menuding AS melakukan pelanggaran serius atas kedaulatan negaranya dan menyatakan siap membalas.
Iran: Balasan Akan Datang
Presiden Iran menyebut serangan tersebut sebagai “agresi militer yang disengaja dan tidak bisa dimaafkan.”
Ia menegaskan bahwa negaranya memiliki hak untuk mempertahankan diri dan menyiapkan langkah-langkah balasan yang sebanding.
Iran juga mengajukan protes resmi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan meminta Dewan Keamanan mengadakan sidang darurat.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Iran menyebut bahwa tindakan AS justru memperkuat posisi radikal dan melemahkan upaya diplomatik yang selama ini dibangun.
Reaksi dari Negara-Negara Besar
Sejumlah negara besar seperti Rusia dan Tiongkok mengkritik keras langkah militer AS.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut serangan itu “provokatif dan bisa menyulut perang besar di Timur Tengah.
Tiongkok juga menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengutamakan jalur diplomasi.
Uni Eropa menyatakan keprihatinan mendalam dan mendorong kedua negara untuk kembali ke meja perundingan.
Prancis dan Jerman mengimbau agar kekerasan tidak dijadikan jalan utama, melainkan mencari solusi damai yang menguntungkan semua pihak.
Sementara itu, sekutu AS seperti Inggris dan Australia cenderung memberikan pernyataan yang lebih berhati-hati
meminta penjelasan lebih lanjut dari Washington sambil tetap menekankan pentingnya stabilitas kawasan.
Paus Leo: “Jangan Biarkan Dunia Tenggelam dalam Kebencian”
Paus Leo, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, ikut angkat bicara dalam misa mingguan di Vatikan.
Dalam pidatonya, Paus menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi yang berkembang dan menyerukan penahanan diri dari semua pihak.
“Jangan biarkan dunia tenggelam dalam kebencian dan balas dendam. Tuhan tidak menciptakan umat manusia untuk saling membinasakan.
Jalan damai selalu terbuka, jika kita mau merendahkan hati dan mendengarkan satu sama lain,” ujar Paus dengan nada emosional.
Pidato tersebut mendapat sambutan hangat dari berbagai organisasi lintas agama dan kemanusiaan
yang menilai suara Paus sebagai panggilan moral di tengah dunia yang semakin retak oleh konflik politik dan kepentingan ekonomi.
Kekhawatiran Krisis Global
Para analis memperingatkan bahwa ketegangan ini bisa memicu krisis global, termasuk gangguan ekonomi, lonjakan harga minyak, dan ketidakstabilan politik di kawasan Timur Tengah.
Pasar saham dunia langsung bereaksi negatif. Harga minyak mentah melonjak lebih dari 5%, sementara indeks saham
di Eropa dan Asia mengalami penurunan tajam dalam satu hari setelah serangan terjadi.
Baca juga:AS Resmi Luncurkan Serangan Rudal ke Situs Nuklir Iran
Penutup: Harapan Masih Ada
Meski ketegangan memuncak, banyak pihak yang masih berharap jalur diplomasi bisa dihidupkan kembali.
Beberapa negara netral seperti Swiss dan Qatar telah menawarkan diri menjadi mediator untuk meredam situasi.
Dunia kini menunggu: apakah para pemimpin akan memilih jalur senjata, atau mendengar seruan perdamaian dari suara-suara
seperti Paus Leo yang menyerukan kasih, bukan konflik. Saat ini, seluruh dunia menahan napas, berharap tragedi besar dapat dihindari.