Geger CCTV Kota Semarang Tampilkan Aktivitas Pribadi di Media Sosial
Warga Kota Semarang, Jawa Tengah, tengah dihebohkan dengan insiden tidak biasa terkait sistem pengawasan CCTV milik Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Alih-alih memantau situasi jalanan atau ruang publik, salah satu kamera CCTV malah merekam aktivitas pribadi warga di dalam sebuah rumah. Kejadian ini menjadi viral setelah foto-foto tangkapan layar dari rekaman tersebut beredar luas di media sosial.
Foto-foto tersebut pertama kali dibagikan melalui sebuah akun Facebook, menunjukkan suasana dalam rumah sederhana di kawasan Kuningan, Semarang Utara. Dalam gambar yang tersebar, terlihat penghuni rumah, termasuk seorang pria, perempuan, dan anak-anak, sedang bercengkerama. Bahkan, salah satu foto memperlihatkan seorang penghuni rumah sedang tidur. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan besar terkait keamanan dan privasi warga.
CCTV Rusak, Fungsi Berubah Jadi Pemantau Rumah Warga
Sunarto, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
Kota Semarang, mengonfirmasi keberadaan CCTV tersebut. Menurutnya, kamera tersebut awalnya dipasang di pertigaan kampung sebagai bagian dari bantuan Pemkot Semarang untuk RT 8 dan RW 3 di Kelurahan Kuningan. Namun, kamera itu mengalami kerusakan akibat kabel yang putus.
Karena jarak antara lokasi CCTV dan perangkat NVR mencapai 50 meter, teknisi yang dipanggil warga tidak membawa kabel dengan panjang yang memadai untuk perbaikan. Akibatnya, sekretaris RT mengambil inisiatif untuk memasang kamera di rumahnya sementara waktu. Sunarto menjelaskan, “Hari Senin akan dilakukan perbaikan atau penggantian kabel oleh Kominfo sekaligus menindaklanjuti laporan terkait kerusakan di beberapa RT di RW 3.”
Kamera CCTV yang direlokasi ke dalam rumah warga ini menjadi penyebab insiden yang kini viral di media sosial. Meski awalnya bertujuan untuk memperbaiki pengawasan lingkungan, langkah tersebut justru memunculkan kekhawatiran terkait pelanggaran privasi.
Reaksi Publik dan Rencana Tindak Lanjut
Kejadian ini memicu beragam reaksi dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan bagaimana prosedur pemasangan ulang CCTV bisa berubah menjadi pengawasan terhadap kehidupan pribadi warga. Selain itu, insiden ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan teknologi pengawasan jika tidak diawasi dengan benar.
Pemkot Semarang berkomitmen untuk segera memperbaiki kerusakan kamera CCTV dan memastikan fungsi utamanya kembali sesuai, yaitu untuk pengawasan publik. “Kami akan mengganti kabel dan memastikan perangkat bekerja sebagaimana mestinya,” kata Sunarto.
Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang perlunya pengawasan ketat terhadap pemasangan dan penggunaan teknologi pengawasan. Pemerintah juga perlu memastikan agar setiap perangkat pengawasan publik tidak melanggar privasi warga, mengingat dampaknya dapat merusak kepercayaan masyarakat.
Dengan perbaikan yang direncanakan, diharapkan insiden ini tidak terulang lagi di masa mendatang. Publik pun menanti langkah konkret dari Pemkot Semarang untuk mengembalikan fungsi CCTV sebagai alat pemantau publik, bukan pengawas aktivitas pribadi. Kejadian ini menjadi pengingat penting akan tanggung jawab besar dalam penggunaan teknologi pengawasan.