Bentrok Warga di Bima Kembali Pecah, 2 Orang Tertembak
Bima — Bentrokan antarwarga Desa Runggu dan Desa Roka di Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali terjadi pada Rabu (1/1/2025). Insiden ini berlangsung dengan saling serang menggunakan panah, parang, dan senjata api, yang mengakibatkan dua orang terluka. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kronologi Kejadian dan Penyebab Konflik
Menurut Kabag Ops Polres Bima, AKP Iwan Sugianto, bentrokan terjadi pada pagi hari dengan masing-masing desa memiliki korban terluka. Namun, penyebab pasti bentrokan antarwarga kedua desa yang bertetangga tersebut masih dalam penyelidikan. “Iya, bentrok tadi pagi. Dari kedua desa masing-masing ada korbannya,” ungkap Iwan melalui pesan WhatsApp.
Sebanyak 124 personel Polri bersama sejumlah anggota TNI telah disiagakan di batas wilayah Desa Runggu dan Desa Roka untuk mengantisipasi kemungkinan serangan susulan. “Kami masih standby di Polsek Belo, informasinya akan ada saling serang lagi antara dua desa,” tambah Iwan.
Camat Belo, Ruyani, mengungkapkan bahwa dua korban terluka akibat tembakan berasal dari kedua desa. Salah satu korban, warga Desa Roka, dilarikan ke RSUD Bima akibat terkena tembakan senjata api. Sementara itu, korban lainnya, warga Desa Runggu, terkena peluru senapan angin dan dirawat di puskesmas. “Dua korban ini alami luka tembak, sekarang sedang dirawat, satu di rumah sakit dan satu lagi di puskesmas,” jelasnya.
Bentrokan ini juga menyebabkan kerusakan sejumlah rumah di kedua desa akibat lemparan batu. Konflik ini diduga merupakan kelanjutan dari perselisihan sebelumnya, yang melibatkan kasus dugaan penganiayaan dan pelemparan rumah.
Upaya Perdamaian dan Langkah Pencegahan
Ruyani menyatakan bahwa pemerintah setempat telah berupaya menyelesaikan konflik melalui mediasi dan islah sebelumnya. Namun, upaya tersebut tidak berhasil menghentikan ketegangan antarwarga. “Bentrokan ini kelanjutan dari masalah yang dulu. Kemarin sudah diupayakan islah, tapi ternyata bentrok lagi,” tambahnya.
Untuk mencegah eskalasi konflik, langkah-langkah berikut telah diambil:
- Pengamanan Wilayah:
- Penempatan personel keamanan di batas wilayah untuk mencegah bentrokan susulan.
- Peningkatan patroli keamanan di desa-desa yang terlibat.
- Mediasi Antarwarga:
- Melibatkan tokoh masyarakat dan lembaga adat untuk memfasilitasi dialog damai.
- Membentuk tim khusus untuk menyelidiki akar konflik dan memberikan solusi jangka panjang.
- Sosialisasi dan Edukasi:
- Mengedukasi warga tentang pentingnya penyelesaian konflik secara damai.
- Melibatkan generasi muda dalam program-program pembangunan desa untuk mengurangi potensi konflik.
Bentrokan warga di Bima yang kembali pecah menunjukkan perlunya pendekatan komprehensif dalam menangani konflik lokal. Kerja sama antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan perdamaian berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan konflik ini tidak lagi terulang di masa mendatang.