Pemerintah Perhatikan Industri Manufaktur Guna Sokong PDB

Pemerintah Perhatikan Industri Manufaktur Guna Sokong PDB Saleh Partaonan Daulay, kembali menegaskan pentingnya perhatian dan dukungan konkret dari pemerintah terhadap sektor industri manufaktur nasional.

Menurutnya, sektor ini memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia, baik dari sisi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penciptaan lapangan kerja, maupun sumbangan terhadap kinerja ekspor nasional.

Dalam keterangannya kepada media pada Kamis (tanggal sesuai konteks), Saleh menyampaikan bahwa neraca perdagangan Indonesia sangat bergantung pada kekuatan dan daya saing industri manufaktur dalam menghasilkan produk-produk ekspor yang kompetitif di pasar global.

Oleh karena itu, ia mendorong agar pemerintah tidak hanya fokus pada pengendalian impor, tetapi juga secara aktif memfasilitasi peningkatan volume dan kualitas ekspor nasional yang berasal dari sektor manufaktur.

Pemerintah Perhatikan Industri Manufaktur Kebijakan Ekspor

“Selama ini kita terlalu banyak mendengar soal barang-barang impor. Sekarang saatnya kita memberikan perhatian lebih besar terhadap produksi dalam negeri agar mampu merambah pasar internasional secara lebih luas,” ujarnya dari Jakarta.

Menurut Saleh, selisih atau surplus dalam neraca perdagangan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari seberapa besar volume ekspor, khususnya produk manufaktur. Ketika sektor ini tumbuh dan mampu menembus pasar luar negeri secara signifikan, maka posisi perdagangan Indonesia akan semakin kuat dan berdaya saing.

Ia menekankan bahwa peningkatan ekspor bukan hanya sekadar soal nilai tukar atau promosi luar negeri, melainkan bergantung pada fundamental industri itu sendiri, seperti ketersediaan bahan baku, efisiensi produksi, dan stabilitas kebijakan.

Saleh juga menyoroti peran strategis sektor industri manufaktur dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Menurutnya, sektor ini bukan hanya menyerap tenaga kerja secara langsung dalam kegiatan produksi, tetapi juga memiliki efek berganda (multiplier effect) yang menciptakan berbagai peluang kerja tambahan di sektor distribusi, logistik, dan jasa penunjang lainnya.

“Industri manufaktur adalah salah satu pilar ekonomi riil. Di sinilah terdapat peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan daya beli dan penyerapan tenaga kerja,” jelasnya.

Ia menyatakan bahwa pemerintah perlu mengoptimalkan peran sektor ini dalam program-program pemulihan ekonomi nasional pascapandemi serta dalam agenda pembangunan jangka menengah dan panjang. Jika dikelola secara tepat, sektor ini akan menjadi fondasi ekonomi nasional yang kokoh dan berkelanjutan.

Tantangan Ketersediaan Bahan Baku dan Daya Saing

Meski memiliki potensi besar, sektor industri manufaktur Indonesia saat ini menghadapi sejumlah tantangan struktural yang membutuhkan respons cepat dari pemerintah. Salah satu isu utama yang disoroti oleh Saleh adalah terkait ketersediaan bahan baku penolong utama untuk industri.

Dalam beberapa waktu terakhir, ia mengaku menerima laporan dari pelaku industri, khususnya pada sektor pulp dan kertas, industri keramik, serta beberapa subsektor manufaktur lainnya, yang mengeluhkan kesulitan dalam memperoleh bahan baku secara berkelanjutan. Kendala ini berpotensi menurunkan volume produksi serta menghambat laju pertumbuhan industri secara keseluruhan.

“Jika bahan baku utama sulit didapat atau dibatasi, maka otomatis akan mengganggu jalannya proses produksi. Hal ini tentu akan berdampak pada kinerja industri secara nasional,” ujarnya.

Ia meminta agar pemerintah memperhatikan secara serius permasalahan tersebut dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya. Menurutnya, dialog terbuka antara pelaku industri dan kementerian teknis harus lebih diperkuat untuk merumuskan solusi yang komprehensif.

Dalam kesempatan yang sama, Saleh juga mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan kebijakan yang berpotensi mempersulit pelaku usaha, khususnya di sektor industri. Ia menegaskan bahwa dunia usaha memerlukan kepastian hukum, kemudahan perizinan, serta lingkungan regulasi yang kondusif agar dapat berkembang dengan optimal.

“Pemerintah harus menghindari kebijakan yang membebani pelaku industri. Justru sebaliknya, kita berharap ada insentif dan kemudahan yang diberikan, agar iklim investasi di Indonesia menjadi semakin menarik,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa perbaikan ekosistem usaha, termasuk dalam hal perpajakan, akses pembiayaan, dan infrastruktur pendukung, sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sektor industri manufaktur. Jika sektor ini dapat berjalan secara efisien, maka akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Dorongan Transformasi dan Inovasi Industri

Selain isu jangka pendek seperti bahan baku, Saleh juga mendorong adanya transformasi jangka panjang dalam struktur industri manufaktur nasional. Ia menekankan pentingnya investasi pada inovasi, riset dan pengembangan (R&D), serta adopsi teknologi industri 4.0 agar Indonesia dapat bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

Menurutnya, era digitalisasi dan revolusi industri telah mengubah paradigma bisnis di berbagai sektor. Oleh karena itu, pelaku industri di Indonesia perlu didukung untuk melakukan transformasi digital agar dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta kualitas produk.

Dalam menghadapi tantangan global dan dinamika ekonomi nasional, Saleh menegaskan bahwa penguatan sektor industri manufaktur harus menjadi agenda prioritas bersama antara pemerintah, DPR, dunia usaha, serta masyarakat luas. Sinergi dan kerja sama yang erat di antara seluruh pemangku kepentingan diperlukan untuk menciptakan ekosistem industri yang kuat dan tahan terhadap guncangan eksternal.

“Jika kita ingin menjadi negara industri yang maju dan mandiri, maka industri manufaktur harus menjadi ujung tombak pembangunan. Pemerintah harus hadir sebagai fasilitator dan katalisator dalam mewujudkan hal tersebut,” tutup Saleh.

Baca Juga : Edy Rahmayadi Respon Hasil Quick Count Pilgub Sumut 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anda bukan Robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

This website uses cookies.

Exit mobile version