Driver Ojol di Medan Kaget Terima Paket Berisi Bayi Tak Bernyawa
Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara, yang dengan cepat menjadi perbincangan hangat di media sosial dan pemberitaan nasional.
Seorang pengemudi ojek online (ojol) mendadak menjadi perhatian publik setelah dirinya menerima sebuah paket yang, tanpa disangka-sangka, ternyata berisi jenazah seorang bayi.
Peristiwa yang terjadi pada awal Mei 2025 ini menimbulkan kehebohan luas
tidak hanya karena unsur tragisnya, tetapi juga lantaran menyangkut prosedur pengiriman barang yang diluar kebiasaan, bahkan tidak berperikemanusiaan.
Artikel ini akan membahas kronologi kejadian, reaksi pihak berwenang, tanggapan masyarakat, serta upaya penegakan hukum yang sedang berlangsung.
Kronologi Kejadian
Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, insiden ini terjadi pada Senin, 6 Mei 2025, di salah satu kawasan padat penduduk di Medan.
Seorang pengemudi ojol—yang identitasnya dirahasiakan untuk alasan keamanan—mendapatkan pesanan pengiriman instan dari pelanggan melalui aplikasi layanan ride-hailing ternama.
Pesanan tersebut berasal dari seseorang yang mengaku hendak mengirimkan “barang pribadi penting” ke alamat di kawasan Marelan, Medan.
Pengemudi ojol yang bertugas menerima pesanan tersebut secara normal, tanpa kecurigaan. Paket dikemas dalam kotak kardus berukuran sedang dan dilakban rapat, sebagaimana lazimnya pengiriman barang.
Namun, saat tiba di lokasi tujuan, penerima paket menolak membuka atau menerima barang tersebut.
Merasa janggal, sang driver pun memutuskan membuka sebagian kemasan demi memastikan isi paket.
Betapa terkejutnya ia saat menemukan tubuh bayi yang sudah tidak bernyawa, dibungkus kain putih, dalam kondisi mulai membiru dan tanpa identitas yang jelas.
Reaksi Spontan dan Laporan ke Pihak Berwajib
Setelah memastikan isi paket, pengemudi ojol langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek terdekat.
Pihak kepolisian pun segera turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan mengamankan barang bukti.
Kapolsek Medan Barat, dalam keterangannya kepada media, membenarkan kejadian tersebut dan menyebut bahwa
pihaknya telah mengamankan kotak berisi jenazah bayi untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi.
Dugaan Awal dan Motif Pengiriman
Pihak kepolisian menduga bahwa pengiriman jenazah bayi ini bukanlah hasil dari kelalaian, melainkan indikasi kuat tindakan kriminal.
Beberapa kemungkinan sedang diselidiki, antara lain:
-
Pembuangan jenazah bayi secara ilegal oleh pihak yang merasa takut akan pertanggungjawaban sosial atau hukum.
-
Dugaan kasus aborsi ilegal atau bayi hasil hubungan di luar pernikahan.
-
Upaya menutupi bukti kejahatan dengan mengelabui jasa kurir online.
Pihak kepolisian juga sedang berusaha menelusuri pengirim paket berdasarkan data transaksi dalam aplikasi ojol dan rekaman CCTV di titik pengambilan paket.
Selain itu, keterangan dari penerima paket yang menolak menerima juga sedang ditelusuri lebih lanjut
untuk mengetahui apakah ia benar-benar tidak tahu isi kiriman atau terlibat dalam modus ini.
Reaksi Warganet dan Masyarakat Medan
Kejadian ini menuai reaksi keras dari warganet, terutama setelah potongan video dari driver ojol yang tampak panik dan syok melihat isi paket tersebar luas di media sosial.
Mayoritas masyarakat mengutuk tindakan tidak manusiawi tersebut, dan mendorong aparat untuk mengusut tuntas kasus ini.
Beberapa komentar warganet antara lain:
-
“Gimana bisa tega kirim bayi pakai ojol? Ini udah gak ada rasa kemanusiaan.”
-
“Driver ojol harusnya dilindungi dan dikasih pendampingan psikologis, pasti trauma lihat hal begitu.”
-
“Semoga pelaku ditangkap secepatnya, ini kejahatan luar biasa.”
Sejumlah lembaga perlindungan anak dan perempuan juga menyuarakan keprihatinan mereka, seraya mendorong investigasi menyeluruh agar tidak ada praktik serupa di masa depan.
Tindakan Lanjutan dan Investigasi Hukum
Hingga artikel ini ditulis, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan intensif.
Unit Reskrim Polrestabes Medan tengah menelusuri nomor pengirim, memeriksa catatan transaksi digital
serta meminta keterangan dari perusahaan penyedia layanan ojol terkait data pengguna yang memesan layanan pengiriman.
Beberapa langkah yang telah dan sedang dilakukan antara lain:
-
Autopsi jenazah bayi untuk menentukan penyebab kematian dan waktu kematian.
-
Pemeriksaan forensik terhadap barang bukti yang menyertai jenazah.
-
Pelacakan pengirim dan penerima, termasuk melalui rekaman CCTV di lokasi pengambilan paket.
-
Koordinasi dengan pihak rumah sakit, puskesmas, dan bidan setempat untuk memeriksa apakah ada catatan kelahiran atau kematian bayi yang mencurigakan dalam beberapa hari terakhir.
Perlunya Regulasi Pengiriman Barang Secara Ketat
Kasus ini menyoroti satu aspek penting yang selama ini kurang diperhatikan, yakni pengawasan terhadap pengiriman barang melalui aplikasi online.
Dalam banyak kasus, driver ojol tidak mengetahui isi paket yang mereka antar karena tidak ada kewajiban membuka atau memeriksa isi kiriman.
Meskipun layanan pengiriman instan memberikan kemudahan, kasus ini menunjukkan bahwa celah tersebut bisa dimanfaatkan untuk tindakan kejahatan. Oleh karena itu, perlu ada:
-
Regulasi baru yang mewajibkan pengirim menyatakan isi paket secara rinci.
-
Verifikasi dan pemantauan lebih ketat terhadap pengirim barang yang mencurigakan.
-
Edukasi bagi driver tentang protokol keamanan dalam menghadapi situasi tidak biasa.
Baca juga:KPK Limpahkan Berkas Perkara Taspen yang Rugikan Negara Rp 1 T
Pendampingan Psikologis untuk Pengemudi Ojol
Driver ojol yang menjadi korban situasi ini dilaporkan mengalami tekanan psikologis akibat kejadian tersebut.
Komunitas driver ojol di Medan menyatakan keprihatinan mereka dan mengusulkan agar korban diberikan akses ke layanan konseling atau pendampingan psikologis.
Beberapa LSM dan yayasan bantuan hukum juga siap memberikan dukungan jika pengemudi
mengalami tekanan mental berkepanjangan atau menghadapi dampak hukum karena peristiwa ini.
Penutup: Tragedi yang Menggugah Nurani
Peristiwa driver ojol yang menerima paket berisi bayi tak bernyawa bukan hanya menjadi catatan kriminal, tetapi juga menggugah sisi kemanusiaan masyarakat.
Ini bukan hanya soal prosedur pengiriman barang, melainkan soal nilai kehidupan, tanggung jawab sosial, dan kepekaan terhadap anak sebagai makhluk tak berdaya.
Kita semua berharap agar kasus ini segera terungkap, pelakunya ditangkap, dan keadilan ditegakkan.
Sementara itu, semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak—baik penyedia jasa, aparat penegak hukum, maupun masyarakat luas.