Berita Terbaru

Pakar Komunikasi UMY Berikan Pandangan Soal Fenomena Bendera One Piece dan Tafsir Semiotika

Pakar Komunikasi UMY Berikan Pandangan Soal Fenomena Bendera One Piece dan Tafsir Semiotika

Fenomena bendera One Piece yang muncul di berbagai ruang publik di Indonesia akhir-akhir ini menarik perhatian banyak pihak.

Tak hanya para penggemar anime, para akademisi juga mulai memberikan pandangan, termasuk seorang pakar komunikasi dari

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ia menelaah fenomena ini melalui pendekatan semiotika, yakni ilmu tentang tanda dan simbol dalam komunikasi.

Bendera bergambar tengkorak dengan topi jerami yang identik dengan kru bajak laut Mugiwara ini dianggap lebih dari sekadar simbol

hiburan. Ia telah menjadi bagian dari bahasa visual yang memiliki makna berlapis dan berperan dalam membentuk identitas kelompok tertentu di masyarakat.


Pakar Komunikasi UMY Berikan Pandangan Soal Fenomena Bendera One Piece dan Tafsir Semiotika

Bendera One Piece yang dikenal sebagai “Jolly Roger” kini kerap terlihat tidak hanya di komunitas penggemar anime

tetapi juga dalam bentuk stiker kendaraan, mural di dinding, hingga atribut pakaian. Menurut pakar komunikasi UMY, hal ini menunjukkan

bahwa simbol tersebut telah menyeberang dari ranah fiksi ke ruang budaya populer masyarakat.

Simbol tengkorak ber-topi jerami ini mengandung makna tentang kebebasan, petualangan, serta perlawanan terhadap ketidakadilan.

Dalam konteks One Piece, bendera tersebut adalah lambang keberanian dan solidaritas antaranggota kru.

Nilai-nilai ini secara tidak langsung direfleksikan oleh mereka yang mengadopsi simbol tersebut dalam kehidupan nyata.


Pendekatan Semiotika: Dari Tanda ke Makna

Dalam analisis semiotika, tanda terdiri dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk fisik dari simbo

dalam hal ini bendera bajak laut. Petanda adalah makna yang ditafsirkan oleh masyarakat, yang bisa sangat beragam tergantung pada konteks sosial dan budaya.

Pakar UMY menjelaskan bahwa bagi sebagian kalangan, bendera One Piece hanya sekadar identitas fandom.

Namun, bagi yang lebih mendalami, simbol ini juga bisa mencerminkan semangat melawan ketertindasan, menyuarakan keadilan, atau mengekspresikan kebebasan berpikir—terutama di kalangan generasi muda.


Simbol Populer yang Tidak Lepas dari Kontroversi

Meski terlihat positif di kalangan penggemar, fenomena penggunaan simbol bajak laut ini tak luput dari sorotan kritis.

Ada sebagian pihak yang menganggap pemasangan simbol tengkorak di ruang publik sebagai bentuk glorifikasi kekerasan atau anarkisme.

Namun pakar komunikasi UMY menegaskan bahwa tafsir seperti itu terlalu sempit dan tidak mempertimbangkan konteks budaya populer saat ini.

Ia menekankan bahwa dalam budaya visual kontemporer, simbol bajak laut lebih sering diartikan sebagai lambang keberanian

dan perlawanan terhadap otoritas yang menindas, bukan sebagai ajakan untuk berbuat kekacauan.


Identitas, Komunitas, dan Media Sosial

Media sosial turut memainkan peran penting dalam menyebarluaskan simbol ini. Dengan bantuan platform seperti TikTok

Instagram, dan YouTube, simbol Jolly Roger dari One Piece menjelma menjadi identitas kolektif yang mempersatukan banyak orang dari berbagai latar belakang.

Komunitas-komunitas penggemar anime menggunakan simbol ini sebagai cara untuk mengekspresikan solidaritas, semangat kolaboratif, dan kecintaan mereka terhadap narasi-narasi heroik yang inspiratif. Dalam kerangka komunikasi massa, ini menunjukkan bagaimana tanda-tanda visual digunakan untuk membentuk makna dan memperkuat rasa memiliki di dalam sebuah kelompok.


Peran Akademisi dalam Menjelaskan Simbol Budaya

Pakar komunikasi UMY menilai penting bagi akademisi untuk turun tangan dalam menjelaskan fenomena-fenomena budaya populer seperti ini.

Bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memberikan kerangka pemahaman yang tepat bagi masyarakat luas. Terlebih lagi, simbol seperti bendera One Piece tidak akan kehilangan pengaruhnya dalam waktu dekat.

Analisis semiotika memberikan cara pandang kritis dan konstruktif terhadap bagaimana kita memahami simbol, serta bagaimana simbol tersebut dapat menjadi alat komunikasi sosial yang kuat.


Penutup: Bendera sebagai Cermin Dinamika Budaya

Fenomena bendera One Piece bukanlah sekadar tren atau hobi sesaat Ia mencerminkan dinamika budaya, identitas generasi muda

serta transformasi simbol fiksi menjadi alat komunikasi nyata. Pendekatan semiotika dari pakar komunikasi UMY

menjadi pengingat bahwa di balik setiap gambar, ada narasi dan makna yang layak untuk digali lebih dalam.

Baca juga: Pengibaran Bendera One Piece sebagai Ekspresi Sosial, Bukan Makar

admin

Recent Posts

Airlangga Klaim Konsumsi Masih Moncer: Rohana-Rojali Cuma Isu yang Ditiup-tiup

Airlangga Klaim Konsumsi Masih Moncer: Rohana-Rojali Cuma Isu yang Ditiup-tiup Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga…

4 hours ago

Pengibaran Bendera One Piece sebagai Ekspresi Sosial, Bukan Makar

Pengibaran Bendera One Piece sebagai Ekspresi Sosial, Bukan Makar Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)…

2 days ago

Sebabkan Lahan Gambut Terbakar Selama 1 Jam, Pria di Inhu Ditangkap

Sebabkan Lahan Gambut Terbakar Selama 1 Jam, Pria di Inhu Ditangkap Kebakaran lahan gambut kembali…

3 days ago

Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Jember Aman, Antrean SPBU Mulai Terurai

Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Jember Aman, Antrean SPBU Mulai Terurai Dalam beberapa hari terakhir,…

5 days ago

Pengiriman Sabu 3 Kg via Pikap Sayur ke Kalteng Gagal, Kurir Dijanjikan Rp 240 Juta

Pengiriman Sabu 3 Kg via Pikap Sayur ke Kalteng Gagal, Kurir Dijanjikan Rp 240 Juta…

6 days ago

Nekat Palsukan Tes DNA demi Hindari Tunjangan Anak Rp2 Miliar

Nekat Palsukan Tes DNA demi Hindari Tunjangan Anak Rp2 Miliar Kasus pemalsuan tes DNA demi…

7 days ago

This website uses cookies.