
6 Warga Trenggalek Tertimbun Longsor Sedalam 10 Meter
Bencana tanah longsor kembali menimpa wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Kali ini, insiden tragis tersebut menelan korban jiwa.
Sebanyak enam warga dilaporkan tertimbun longsor sedalam 10 meter pada Selasa malam (20 Mei 2025) di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Kejadian berlangsung sekitar pukul 21.00 WIB
saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama beberapa jam tanpa henti.
6 Warga Trenggalek Tertimbun Longsor Sedalam 10 Meter
Wilayah Bendungan memang dikenal rawan longsor karena topografi berbukit dengan kemiringan yang cukup curam. Selain itu, kontur tanah yang labil memperparah potensi terjadinya bencana tanah longsor, terutama saat curah hujan tinggi. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, longsor kali ini menggerus lebih dari 30 meter lereng bukit dan menimpa permukiman warga di bawahnya.
Enam Warga Diduga Tertimbun, Termasuk Anak-Anak
Dalam peristiwa tersebut, enam orang dilaporkan hilang dan diduga kuat tertimbun material longsor berupa tanah, batu, dan pohon. Data sementara menyebutkan bahwa korban terdiri dari tiga orang dewasa dan tiga anak-anak. Proses identifikasi masih berlangsung, namun keluarga korban telah menyampaikan laporan kehilangan ke pihak berwenang.
Tim SAR Gabungan Dikerahkan ke Lokasi
Usai mendapat laporan, Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan lokal segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Proses evakuasi langsung dilakukan meskipun situasi cukup berisiko. Tim menghadapi berbagai kendala teknis seperti akses jalan yang tertutup longsor dan keterbatasan alat berat. Evakuasi pun dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, sekop, dan tangan kosong.
Cuaca Buruk Hambat Proses Evakuasi
Proses pencarian korban tidak berjalan mulus. Hujan yang masih terus turun menyebabkan tanah menjadi sangat labil dan rentan longsor susulan. Kondisi ini membuat tim evakuasi harus ekstra hati-hati agar tidak menjadi korban berikutnya. Selain itu, medan yang sulit, tertutup lumpur dan pepohonan tumbang, memperlambat laju pencarian.
Alat Berat Dikerahkan, Tapi Terbatas
Untuk mempercepat evakuasi, satu unit alat berat berupa ekskavator didatangkan ke lokasi. Namun penggunaannya terbatas karena risiko tanah longsor lanjutan masih tinggi. Tim SAR harus mengutamakan keselamatan baik bagi korban yang mungkin masih hidup maupun bagi tim evakuasi sendiri. Koordinasi terus dilakukan antara tim lapangan, posko utama, dan pihak keluarga korban.
Warga Sekitar Diungsikan untuk Keamanan
Sebagai langkah antisipasi, warga yang tinggal di sekitar area rawan longsor turut diungsikan ke tempat yang lebih aman. Posko darurat telah didirikan di Balai Desa Sumurup untuk menampung pengungsi sementara. Dapur umum juga disiapkan oleh Dinas Sosial dan relawan untuk memenuhi kebutuhan logistik.
Bupati Trenggalek Tinjau Lokasi dan Minta Dukungan Pusat
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, langsung meninjau lokasi kejadian dan menginstruksikan penanganan cepat tanggap. Ia juga meminta bantuan tambahan dari pemerintah pusat, termasuk alat berat dan logistik. Dalam konferensi pers singkat, ia menyampaikan keprihatinannya dan mengimbau warga agar waspada terhadap cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Duka Mendalam dan Harapan Penemuan Korban
Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan warga sekitar. Banyak yang masih berharap korban dapat ditemukan dalam keadaan selamat. Hingga saat ini, pencarian masih terus dilakukan dan diharapkan cuaca membaik agar proses evakuasi bisa berjalan lebih cepat dan aman.
Baca juga:Viral Desain Rumah Minimalis Lahan 60/30 Rasa Vila di Bekasi Bikin Takjub
Imbauan BPBD: Waspadai Potensi Longsor Susulan
BPBD Trenggalek mengimbau seluruh warga yang tinggal di wilayah perbukitan untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras berlangsung lebih dari dua jam. Masyarakat diminta segera melapor jika melihat tanda-tanda longsor seperti retakan tanah, pohon miring, atau suara gemuruh dari dalam tanah.