
Bocah 6 Tahun Tewas Tenggelam di Kolam Renang Bogor
Sebuah insiden tragis mengguncang warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 12 Mei 2025. Seorang bocah perempuan berusia 6 tahun
ditemukan tewas setelah diduga tenggelam di sebuah kolam renang umum yang berlokasi di Kecamatan Parung.
Kejadian ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menyulut kekhawatiran publik terkait keamanan dan standar keselamatan di tempat-tempat wisata air, terutama yang banyak dikunjungi oleh anak-anak.

Kronologi Peristiwa
Berdasarkan keterangan resmi dari pihak kepolisian, bocah perempuan tersebut, yang diidentifikasi dengan inisial HNF, datang ke kolam renang bersama keluarganya untuk berlibur dan menikmati waktu bersama. Di tengah ramainya pengunjung, HNF yang masih berusia sangat muda itu diduga terlepas dari pengawasan orang tuanya saat sedang bermain air.
Menurut Kompol Maman Firmansyah, Kapolsek Parung, korban sempat tidak terlihat selama beberapa menit, sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di dasar kolam. Pihak keluarga dan petugas langsung membawa HNF ke rumah sakit terdekat. Namun, sayangnya, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.
“Benar, telah terjadi peristiwa seorang anak meninggal dunia yang diduga tenggelam di kolam renang umum,” ujar Kompol Maman saat dikonfirmasi oleh awak media.
Proses Penyelidikan dan Pemeriksaan Saksi
Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah menerima laporan, dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk pengelola kolam, petugas penjaga, serta keluarga korban. Fokus penyelidikan saat ini adalah untuk mengungkap apakah ada unsur kelalaian dari pihak pengelola tempat wisata, terutama dalam aspek pengawasan keselamatan dan kesiapsiagaan petugas.
“Kami masih mendalami kejadian tersebut, termasuk apakah ada unsur kelalaian dalam pengawasan maupun pengelolaan tempat wisata tersebut,” kata Kompol Maman.
Polisi juga berencana memeriksa sistem keamanan yang digunakan oleh pihak pengelola kolam, seperti keberadaan lifeguard, kamera pengawas, serta rambu-rambu peringatan di area kolam.
Reaksi Masyarakat dan Pengunjung
Tragedi ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat, khususnya para orang tua yang sering membawa anak-anak ke tempat rekreasi air. Banyak yang menyayangkan tidak adanya sistem pengawasan ketat terhadap pengunjung, terutama anak-anak yang berenang di kolam dengan kedalaman tertentu.
Beberapa saksi mata yang hadir di lokasi menyebut bahwa pada saat kejadian, tidak terlihat adanya petugas lifeguard yang berjaga di sekitar kolam. Bahkan ada pula yang menyebut bahwa kolam tersebut tidak dilengkapi dengan peringatan kedalaman atau alat bantu keselamatan yang memadai.
“Kami benar-benar prihatin. Tempat umum seperti ini seharusnya punya standar keamanan tinggi. Apalagi ini melibatkan anak kecil,” ujar salah satu pengunjung yang tidak ingin disebut namanya.
Kritik terhadap Pengelolaan Tempat Wisata Air
Insiden ini membuka kembali diskusi penting soal manajemen risiko dan pengelolaan keselamatan di tempat wisata, terutama kolam renang umum. Banyak pengamat dan aktivis anak menilai bahwa sebagian besar tempat wisata air di Indonesia masih mengabaikan standar keselamatan minimum.
Hal-hal seperti:
-
Tidak adanya lifeguard bersertifikat
-
Kurangnya papan peringatan dan informasi kedalaman kolam
-
Tidak tersedia pelampung cadangan atau alat penyelamat di lokasi
-
Kapasitas pengunjung yang melebihi batas
semuanya bisa menjadi faktor penyebab kecelakaan tragis seperti yang dialami HNF.
Tanggung Jawab Bersama: Pengelola dan Pengunjung
Peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak. Pengelola tempat wisata wajib memastikan bahwa tempat usaha mereka mematuhi aturan keselamatan dan dilengkapi dengan personel terlatih untuk mencegah kecelakaan.
Namun, di sisi lain, tanggung jawab pengawasan juga berada di tangan orang tua dan pendamping anak. Anak usia 6 tahun, seperti korban, belum memiliki kemampuan bertahan di air yang cukup. Oleh karena itu, kehadiran dan pengawasan langsung dari orang tua mutlak dibutuhkan.
Berikut beberapa langkah pencegahan yang disarankan:
-
Orang tua tidak boleh melepas pengawasan, walau hanya sebentar.
-
Anak-anak harus menggunakan pelampung atau rompi renang standar.
-
Jangan biarkan anak masuk ke kolam tanpa pendamping, apalagi jika kolam memiliki bagian dalam.
-
Pilih kolam renang yang memiliki lifeguard aktif dan sistem pengawasan CCTV.
Upaya Perlindungan dan Pencegahan di Masa Depan
Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, sejumlah pihak mendorong adanya regulasi yang lebih ketat terhadap tempat wisata air. Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan daerah diminta melakukan inspeksi rutin terhadap standar keselamatan di kolam renang umum.
Pemerintah juga didorong untuk:
-
Mewajibkan pelatihan keselamatan dasar bagi pengelola kolam
-
Memberikan sertifikasi laik fungsi terhadap fasilitas rekreasi air
-
Memberikan sanksi administratif atau pidana bagi pengelola yang lalai
Kondisi Psikologis Keluarga Korban
Keluarga korban saat ini masih dalam kondisi sangat terpukul. Beberapa tetangga yang ditemui awak media menyampaikan bahwa HNF adalah anak yang ceria, rajin, dan disayang banyak orang di lingkungannya. Kehilangan ini sangat mendadak dan menyisakan luka mendalam.
Pihak keluarga berharap agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak, dan berharap pihak berwenang bisa menindaklanjuti kasus ini secara serius.
Baca juga:Kapal Karam di Pulau Tikus Bawa 104 Penumpang, 7 Meninggal Dunia
Kesimpulan: Tragedi yang Tidak Perlu Terulang
Kematian seorang anak di tempat yang seharusnya menjadi sarana kebahagiaan keluarga adalah tragedi yang sangat menyedihkan. HNF tidak hanya menjadi korban dari kecelakaan, tetapi juga mungkin dari kelalaian sistem yang tidak memberi perlindungan memadai terhadap anak-anak.
Dengan tragedi ini, publik diingatkan kembali akan pentingnya keselamatan di tempat umum, tanggung jawab semua pihak, serta perlunya kesadaran dan edukasi terhadap risiko yang sering kali dianggap remeh.
Semoga kejadian ini tidak sia-sia, dan bisa menjadi pengingat serta pemicu perubahan ke arah yang lebih baik, demi keselamatan anak-anak kita.