
Peringatan Tri Suci Waisak 2569 BE di Candi Borobudur, Catat Agenda dan Tanggalnya
Hari Raya Waisak atau Tri Suci Waisak merupakan momen penting bagi umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tahun ini, peringatan Waisak 2569 BE/2025 akan kembali dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai pusat spiritual umat Buddha dan situs warisan budaya dunia. Acara ini tidak hanya bersifat keagamaan, namun juga menjadi ajang kebudayaan dan spiritual yang terbuka untuk publik.

Kemeriahan perayaan Waisak selalu menjadi daya tarik tersendiri, baik bagi umat Buddha, wisatawan domestik, maupun mancanegara. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mencatat agenda kegiatan dan tanggal-tanggal penting agar dapat mengikuti atau menyaksikan acara dengan tertib dan khidmat.
Makna Tri Suci Waisak
Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Siddhartha Gautama:
-
Kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama
-
Pencapaian Penerangan Sempurna (Bodhi)
-
Wafatnya Sang Buddha (Parinibbana)
Ketiga peristiwa tersebut terjadi pada hari yang sama dalam penanggalan lunar dan dirayakan setiap tahun oleh umat Buddha. Hari Waisak tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum refleksi spiritual, meditasi, dan memperdalam ajaran Dharma.
Jadwal dan Tanggal Perayaan Waisak 2025
CERDAS4D SLOT Peringatan Tri Suci Waisak 2569 BE jatuh pada Kamis, 15 Mei 2025, yang ditandai dengan detik-detik Waisak pada pukul 10.52 WIB. Namun, rangkaian acara dimulai beberapa hari sebelumnya dan berlangsung hingga setelah puncak Waisak. Berikut adalah rangkaian acaranya:
-
11–13 Mei 2025: Pemasangan dan penyucian patung Buddha, puja bakti persiapan
-
14 Mei 2025: Pengambilan Api Dharma dari Mrapen dan Air Suci dari Umbul Jumprit
-
15 Mei 2025: Detik-detik Waisak, pradaksina di Candi Borobudur, dan pelepasan lampion
-
16 Mei 2025: Dharmasanti Waisak Nasional
Agenda ini disusun oleh Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) dan Keluarga Buddhayana Indonesia bekerja sama dengan instansi pemerintah dan pengelola Candi Borobudur.
Tempat Utama: Candi Borobudur, Simbol Universal Perdamaian
Candi Borobudur telah lama menjadi pusat perayaan Waisak karena maknanya yang dalam dalam sejarah Buddhisme. Dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra, candi ini menggambarkan kosmologi Buddha dalam bentuk arsitektur dan relief.
Dalam peringatan Waisak, ribuan umat Buddha dari berbagai negara akan melaksanakan ritual pradaksina, yaitu mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali sambil melafalkan paritta (doa suci). Aksi ini dilakukan dengan penuh ketenangan sebagai wujud penghormatan terhadap Sang Buddha, Dharma, dan Sangha.
Ritual dan Prosesi Keagamaan
Prosesi Waisak di Candi Borobudur diawali dari Candi Mendut, tempat para biksu dan umat berkumpul membawa Api Abadi Mrapen dan Air Suci Jumprit yang telah disemayamkan sehari sebelumnya.
Ritual penting lainnya termasuk:
-
Meditasi Bersama: dilakukan secara massal untuk menciptakan energi kedamaian.
-
Puja Bhakti dan Pembacaan Paritta Suci: doa-doa yang dibacakan oleh para biksu.
-
Pelepasan Lampion: simbol pengharapan dan pencerahan, dilakukan pada malam hari usai detik-detik Waisak.
Semua prosesi ini dilakukan dalam suasana hening, sakral, dan penuh kekhusyukan, yang menghadirkan pengalaman spiritual mendalam bagi peserta maupun pengunjung.
Kehadiran Internasional dan Toleransi Beragama
Acara ini tidak hanya diikuti oleh umat Buddha dari Indonesia, tetapi juga biksu dan umat dari Thailand, Myanmar, Sri Lanka, Nepal, Jepang, Korea, hingga Eropa dan Amerika. Pemerintah melalui Kementerian Agama dan Kementerian Pariwisata turut memberikan dukungan penuh sebagai bagian dari diplomasi budaya dan toleransi beragama.
Waisak di Candi Borobudur juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang turut membantu dan menyaksikan prosesi dengan tertib dan penuh penghormatan.
Baca juga:HP Tecno Camon 40 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 3 Jutaan
Protokol dan Akses Pengunjung
Bagi masyarakat umum atau wisatawan yang ingin menyaksikan perayaan Waisak, beberapa hal penting perlu diperhatikan:
-
Pendaftaran peserta (untuk umat Buddha) dilakukan melalui organisasi keagamaan masing-masing.
-
Pengunjung umum dapat menonton di area luar zona suci dengan tetap menjaga ketertiban.
-
Transportasi umum dan parkir telah diatur oleh panitia bekerja sama dengan Pemkab Magelang.
-
Disarankan mengenakan pakaian sopan, berwarna putih atau netral, serta menjaga kebersihan dan kesunyian lokasi.
Dampak Sosial dan Pariwisata
Selain aspek spiritual, Waisak juga berdampak signifikan terhadap sektor ekonomi lokal dan pariwisata. Ribuan pengunjung dan umat yang datang membawa peluang usaha bagi pelaku UMKM, penginapan, transportasi lokal, dan sektor kuliner.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mempersiapkan serangkaian kegiatan pendukung seperti bazar UMKM, pertunjukan kesenian tradisional, hingga pameran budaya di sekitar kawasan Candi Borobudur untuk menyambut para tamu dari dalam dan luar negeri.
Media dan Dokumentasi
Perayaan Waisak tahun ini akan kembali disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube Walubi, TV nasional, dan beberapa media internasional. Dokumentasi ini tidak hanya menjadi arsip sejarah, tetapi juga upaya memperkenalkan praktik keagamaan damai Indonesia kepada dunia.
Para fotografer dan jurnalis diizinkan mengambil gambar di area publik dengan tetap menjaga sopan santun dan tidak mengganggu prosesi.
Ajakan untuk Refleksi dan Perdamaian
Tema Waisak tahun ini adalah “Harmoni dalam Kebijaksanaan untuk Kedamaian Dunia”, sejalan dengan kondisi dunia yang tengah menghadapi berbagai krisis—dari konflik bersenjata hingga perubahan iklim. Umat Buddha diajak untuk menjadikan Waisak sebagai momen refleksi batin, memperkuat cinta kasih, serta menebar welas asih dan kedamaian di lingkungan masing-masing.
Penutup: Waisak untuk Semua
Perayaan Tri Suci Waisak bukan hanya milik umat Buddha, tetapi menjadi momen spiritual yang mengajarkan nilai-nilai universal seperti kedamaian, toleransi, dan kesadaran hidup. Di tengah dunia yang penuh tantangan, Waisak di Candi Borobudur menjadi simbol bahwa kedamaian batin dan persatuan umat manusia adalah jalan utama menuju dunia yang lebih baik.
Bagi siapa pun yang berkesempatan mengikuti atau menyaksikan perayaan ini, baik secara langsung maupun daring, Waisak adalah undangan terbuka untuk merenung, bersyukur, dan memperkuat nilai kemanusiaan.